Kemarin, Senin, 28 Oktober, aku menjemput Fay di sekolahnya. Ketika berangkat dari rumah jam 13-an, hari sudah mendung. Seperti biasa aku mengendarai si Beaty sampai Citayam dan memarkirnya di penitipan sepeda motor di belakang Stasiun Citayam. Kemudian aku menyeberang rel untuk mencegat angkot.
Pulangnya, ketika masih berada di angkot 06 arah Margonda dari Simpangan Depok, turun hujan dengan derasnya. Bahkan ketika turun di perempatan Margonda untuk berpindah ke angkot 05 arah Citayam, payung tak mampu lagi menaungi kami berdua, dari derasnya guyuran hujan.
Ketika angkot 05 di tengah perjalanan menuju Citayam, hujan angin dan petir membuat kami para penumpang; aku, Fay, seorang ibu tua, dan dua balita, berzikir. Bahkan pak supir kelihatannya keder. Dia menanyakan tujuan akhir kami. Kelihatannya dia takut untuk melajutkan perjalanan, karena kondisi cuaca semakin ekstrim. Air di jalan pun semakin meninggi; banjir lokal. Tapi syukurlah, dia tetap menjalankan kewajibannya mengantarkan kami hingga tiba di Stasiun Citayam.
Sampai di depan stasiun, tidak ada tanda-tanda cuaca bersahabat. Aku, yang bukan pengendara motor yang mahir dan harus membonceng Fay, memutuskan untuk pulang naik angkot saja hingga gerbang perumahan, dan membiarkan si Beaty menginap di penitipan motor.
Tadi pagi (29/10), aku pun naik angkot ke Citayam untuk menjemput si Beaty. Dari Sasakpanjang aku naik angkot 111 dan turun di Hek (perempatan Jalan Pertanian dan Jalan Raya Cipayung). Dari sana aku berjalan kaki sekitar 500 meter ke belakang stasiun. Bisa dibilang jauh, tapi juga bisa dibilang cukup dekat. Nggak cukup bikin berkeringat juga sih.
Baru beberapa meter aku berjalan, seorang perempuan pengendara motor berhenti di sebelahku dan menawarkan tumpangan ke arah stasiun. Tanpa pikir panjang, aku menyambut tawarannya dengan gembira. Lumayan daripada berjalan kaki. Hehehe.
Dalam jarak sependek itu, aku hanya tahu kalau dia mau menjemput suaminya di stasiun. Dan aku pun mengucapkan terima kasih kepada perempuan muda berjilbab merah marun itu. π Semoga kebaikannya dicatat malaikat. (y)
29/10/2013 at 20:17
Walau sederhana, kebaikannya begitu mengesankan ya mbak π
30/10/2013 at 07:51
alhamdulillah, kebaikan yang sederhana itu yang sering tak disangka dan mengesankan. membuat kita masih bisa berpikir positif. π
29/10/2013 at 21:27
Alhamdulillah, ternyata kebaikan memang ada di mana-mana ya. Gimana ada pohon tumbangkah? Semoga aman ya. Salam kangen!
30/10/2013 at 07:49
alhamdulillah wa syukurillah. iya kemarin ada juga pohon tumbang di sepanjang jalan ratu jaya. bahkan ada yang tumbang ke jalan. iya saya juga kangen nih sama ceu julie. semoga selalu dalam rahmat Allah. π
30/10/2013 at 09:02
alhamdulillah…. banyak orang baik….
30/10/2013 at 09:32
alhamdulillah, dan kita harus percaya itu. π
30/10/2013 at 15:51
biar kita ingat, harus sering2 berbuat baik juga sama orang ya mbak π
31/10/2013 at 21:19
tepat sekali. karena kita harus percaya pada kebaikan hati orang lain dan kita pun harus berbuat baik pada orang lain. π