Efin Fintiana

Emak-emak pengen eksis


20 Comments

Sayur itu enak loh

Aku suka nonton acaranya Deddy Corbuzier, “Hitam Putih” di Trans 7. “Hitam Putih” edisi Senin, 15 Oktober 2012, menampilkan bintang tamu Donita, seorang model dan juga pemain sinetron.

Dalam acara itu terungkap kalau Donita sama sekali tak suka makan sayuran. Alasannya, karena bau. Bahkan secara bergurau dia bilang, jika sayuran tergolong makanan yang tidak layak makan.

Aku jadi teringat pada abangku. Di hari Lebaran lalu, baru aku tahu dari kakak iparku kalau abangku ternyata tak suka sayur.

Hah? Masa sih? Padahal seingatku, dulu ibu kami setiap hari selalu bikin sayur untuk sajian keluarga. Tak ada hari tanpa sayur. Makanya, kebiasaan itu menurun padaku. Setiap hari selalu nyayur.

Adikku juga senang sekali makan sayur. Dia makan sayurnya dengan cara dipisah dalam piring tersendiri. Setelah makanan utama, dia gadoin sayurnya semangkuk penuh. 😀

Alhamdulillah, Fay juga suka makan sayur. Bahkan menurut laporan guru pendampingnya, ketika anak lain melewatkan sayur, Fay mengambil sayur banyak-banyak di piringnya, saat makan siang di sekolah. Good girl. (y)

Setahuku sih, banyak sekali manfaat makan sayur –jenis makanan yang kaya serat. Sama enaknya dengan buah-buahan. 😀


10 Comments

Siomay atau Baso Sih?

Suamiku baru datang sehabis mengantarkan dagangan. Dia bawa oleh-oleh buat Fay: sebungkus siomay. 🙂

Selagi Fay menikmati siomaynya, suamiku cerita ketemu Bang Latief, seorang teman lama, di tukang siomay. Katanya, dia bilang pada bang Latief kala dia baru selesai jajan baso.

Aku menatap mata suamiku sambil mencerna kata-katanya. Soalnya suamiku kalo jajan biasanya lebih memilih siomay daripada baso. Lagian ngapain dia jajan baso di luar, toh kami kan jualan baso yang ruarrrr biasa enak. 😉 :))

Sejurus kemudian aku baru sadar, yang dia maksud dengan baso adalah siomay. Itu memang kebiasaan orang Bandung yang menyebutnya baso tahu, ketimbang siomay, termasuk suamiku. Biasanya sebutan itu disingkat lagi dengan menyebut baso saja.

Lha, aku kan anak Jakarta. Memang sih dilahirkan di Bandung, tapi dibesarkan di Jakarta sejak usia tiga tahun.  Baru setelah lulus SMA aku kuliah di Bandung.

Di Jakarta, yang namanya baso atau bakso, ya bakso bulet yang terbuat dari daging sapi yang disajikan di mangkuk lengkap dengan kuahnya. Selain itu, dilengkapi pula dengan mi , bihun, sawi, toge, dll.

Sedangkan siomay adalah jajanan yang terbuat dari tepung yang dicampur dengan ikan tenggiri (atau ikan lainnya), yang disajikan dengan saus kacang yang dibubuhi kecap (kalo di Jakarta, diberi juga pilihan saus cabe botolan).

Selain siomay, ada pula komponen lainnya, seperti tahu atau bakso tahu, pare, kentang, kol, telur rebus, juga otak-otak (kalau siomay yang mangkal di stasiun Cikini). :))

Aku memang selalu salah menafsirkan kalau suamiku menyebut siomay dengan baso. Kecuali kalau menyebutkannya secara lengkap: Baso Tahu! Gitu… 😀


6 Comments

Galak

Bagiku Facebook adalah jembatan. Penghubungku dengan teman-teman lamaku. Bertegur sapa dan tempat aku bisa bereuni tanpa harus bertemu muka. Meski FB juga bisa digunakan untuk janjian bereuni, bertemu langsung untuk melepas kangen setelah puluhan tahun terpisah. 😀

Teman-teman dari mulai SD sampai kuliah lengkap ada di daftar kontakku, meski tidak semuanya. 😀

Ada teman-teman lama yang cuma numpang nama berderet di daftar kontak, ada juga yang aktif berkomunikasi.

Nah, beberapa hari lalu aku berkomunikasi dengan seorang seniorku di unit kegiatan di kampus, seorang laki-laki.

Obrolannya sih biasa-biasa saja, mengenang masa lalu di kampus. Cuma ada komentar dia yang bikin aku pengen ketawa gimana gitu… Dalam pandangan dia, aku cewek galak yang pandai bela diri.

“Ah, masa sih? coba kita lihat penampakanku sewaktu kuliah di bawah ini:

Aku (kiri)

Hadeuh… segitu Imut-imutnya kan? Hahaha. Lagian, aku kan cuma ikut olah raga bela diri baru naik ke sabuk biru, itupun belum pernah fight sama sekali.

Weks… pantesan, aku baru ada yang melamar setelah berumur 30 tahun. Wkwkwkwkwk.